Tarif Borobudur Naik, Dede Yusuf: Akan Timbulkan Dikotomi di Masyarakat

  • Bagikan
Tarif Borobudur Naik, Dede Yusuf: Akan Timbulkan Dikotomi di Masyarakat
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf (ist/net)
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Kalangan dewan ikut angkat bicara mengenai kenaikan tarif naik Candi Borobudur senilai Rp750 ribu untuk wisatawan lokal dan 100 Dollar untuk wisatawan mancanegara.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf pun mempertanyakan langkah kenaikan tarif tersebut. Menurutnya, langkah tersebut malah akan membuat dikotomi di masyarakat untuk mendapat edukasi soal wisata sejarah di Candi yang menjadi 7 keajaiban dunia ini.

“Kalau Rp750 ribu cuma untuk ke puncak saja, itu jadikan Borobudur objek wisata untuk orang yang punya duit saja donk. Padahalkan Borobudur itu untuk semua kalangan tanpa ada diskriminasi,” kata Dede saat dihubungi realitarakyat.com, Senin (6/6).

Dede pun mengungkapkan dengan kenaikan harga tarif ini maka menjadikan Borobudur wisata sejarah termahal di dunia mengalahkan Angkor Wat di Kamboja, Taj Mahal di India, Piramida di Mesir, Patung Liberty di Amerika.

“Nah kalau jadi yang termahal kan malah akan membuat wisatawan datang dong, padahal disana juga banyak masyarakat bergantung hidup dari kunjungan wisatawan seperti pedagang makanan dan penginapan,” ungkapnya.

Politikus Partai Demokrat ini menuturkan dalam kesepatakan United Nation World Tourism Organization (UNWTO), kebijakan untuk peningkatan pariwisata itu harus memenuhi unsur kebersamaan dan pemahanan seperti dalam pemberdayaan masyarakat. Tak hanya itu, pemahaman edukasi juga perlu ditingkatkan.

“Pendekatan itu semua bisa dilakukan tanpa harus ada penambahan harga tiket yang terlalu tinggi,” jelasnya.

Lebih jauh, dalam pemahaman edukasi, Dede menilai agar Borobudur dijadikan lebih sakral seperti di wisata religi di Bali. Hal ini dilakukan untuk mencegah wisatawan yang cuma berfoto-foto tanpa mengetahui nilai pengetahuan dari tempatnya berwisata.

“Juga perlu adanya larangan dan aturan yang tegas agar menjaga lokasi wisata itu tetap bagus dan indah dari tangan-tangan nakal wisatawan,” tutupnya.[prs]

  • Bagikan