Kemenkes Tempatkan Alat Skrining Deteksi Dini Risiko Stunting di 4 Rumah Sakit

  • Bagikan
Kemenkes, Alat Intervensi Non Bedah, kemenkes
Kemenkes/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Kementerian Kesehatan RI menempatkan alat skrining deteksi dini risiko stunting dan keterbelakangan mental pada bayi yang baru lahir di empat rumah sakit rujukan di Indonesia.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir mengatakan alat tersebut diharapkan dapat memperbesar kapasitas pemeriksaan dari masing-masing rumah sakit hingga mencapai 2.400 tes per hari.

“Skrining ini bertujuan agar pengobatan dapat diberikan sejak dini, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal,” katanya dalam keterangannya, Minggu (22/5).

Alat tersebut bernama Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer yang diterima Kemenkes dari hibah PT UBC Medical Indonesia pada Sabtu (21/5).

Alat tersebut digunakan untuk skrining sindrom hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir untuk mencegah stunting dan keterbelakangan mental.

Hipotiroid Kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hipotiroid Kongenital dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak dan membuat anak mengalami keterbelakangan mental.

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting, kata Abdul Kadir, skrining hipotiroid kongenital pada tahun ini akan mulai diakses oleh seluruh bayi baru lahir di Indonesia melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Skrining dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di seluruh daerah.

Alat GSP dan DBS Puncher PerkinElmer digunakan untuk pemeriksaan kadar TSH dari sampel tetesan darah kering yang diambil dari bayi baru lahir.

Sampel itu dikirimkan ke pusat rujukan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital yang saat ini ada di empat rumah sakit rujukan, yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP Dr. Sardjito, dan RSUD Dr. Soetomo.

Abdul Kadir mengatakan kadar TSH kurang dari 20 μU/mL menunjukkan bahwa kadar TSH bayi normal.

Hibah tersebut diberikan PT UBC Medical Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap keberhasilan program skrining hipotiroid kongenital di Indonesia.

“Peningkatan kapasitas pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat mencapai target skrining yang dicanangkan oleh pemerintah,” katanya.

Seremonial hibah alat GSP dan DBS Puncher PerkinElmer dilaksanakan pada Sabtu (21/5) dari PT UBC Medical Indonesia kepada rumah sakit yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan, yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, dan RSUP Dr. Sardjito.

Seremonial hibah diselenggarakan bersamaan dengan rapat kerja Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan yang dihadiri oleh seluruh perwakilan RS Pemerintah.

Penyerahan dilakukan oleh Komisaris PT UBC Medical Indonesia Nathan Tirtana kepada direktur dari masing-masing RS dengan disaksikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan, Abdul Kadir.[prs]

 

  • Bagikan