DPRD Surabaya Beri Catatan kepada Pemprov Jatim Masalah Pendidikan

  • Bagikan
pendidikan, Pendidikan Jarak Jauh, Era Metaverse, Pendidikan Nasional
Ilustrasi (Ist)
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Pimpinan DPRD Kota Surabaya memberikan sejumlah catatan dunia pendidikan di Kota Pahlawan, Jawa Timur, untuk masukan dan perbaikan bagi para pemangku kebijakan, khususnya pemerintah kota.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mengatakan, masih dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), pihaknya memberikan apresiasi sekaligus catatan untuk perbaikan di Surabaya.

“Bicara tentang pendidikan di Surabaya ini, yang masih perlu mendapatkan perhatian dan masih sering disampaikan kepada kami, khususnya terkait dengan zonasi sekolah,” kata dia, Sabtu (14/5).

Menurut Reni, pertama, pihaknya menyampaikan, apresiasi terkait program-program pendidikan di Kota Surabaya yang dinilai sudah berjalan dengan baik di antaranya seperti penghargaan siswa berprestasi, beasiswa kuliah, bantuan seragam bagi pelajar tidak mampu (MBR) hingga penanganan anak putus sekolah.

Selain apresiasi, legislator PKS ini juga menyampaikan sejumlah catatan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkait pendidikan di Kota Pahlawan. Reni menyebutkan, pihaknya masih mendapati berbagai keluhan masyarakat yang sering tersampaikan kepadanya khususnya terkait dengan zonasi sekolah saat penerimaan siswa baru.

Keresahan tersebut, lanjut Reni, sering disampaikan oleh para orang tua ketika dirinya blusukan atau saat kegiatan reses, khususnya mereka yang berada di wilayah jauh dari lokasi sekolah negeri sehingga menimbulkan kegalauan.

Persoalan ini, menurut Reni, terjadi lantaran sebaran jumlah sekolah negeri di Kota Pahlawan belum optimal, utamanya di tingkat SMA/SMK. Kondisi serupa juga terjadi untuk SMP di beberapa kecamatan tertentu yang belum merata.

“Walaupun SMA/SMK sudah menjadi kewenangan pemerintah provinsi, tapi masyarakat sering kali menyampaikannya kepada kami, wakil rakyat yang ada di Kota Surabaya,” kata dia.

Oleh karena itu, Reni berharap kepada Pemerintah Provinsi Jatim khususnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga memberikan perhatian terkait ketersediaan sebaran sekolah SMA/SMK yang ada di Kota Surabaya.

Lebih lanjut, Pimpinan DPRD Surabaya itu juga menyinggung perihal persepsi masyarakat bahwa pendidikan yang berkualitas dan murah hanya dapat diperoleh melalui sekolah negeri.

“Saya kira suatu yang menjadi tantangan bagi dinas pendidikan, bagaimana kemudian menghadirkan pendidikan yang berkualitas itu tidak hanya di sekolah negeri,” ujar dia.

Untuk itu, kata dia, dukungan dan bantuan kepada sekolah-sekolah swasta, baik sisi pembelajaran serta sarana prasarana perlu diberikan secara maksimal sehingga masyarakat tidak merasa diperlakukan tidak adil karena berada di wilayah kelurahan atau kecamatan tertentu.

Reni menjelaskan, Surabaya juga banyak memiliki sekolah-sekolah swasta yang berkualitas. Akan tetapi, masyarakat masih memiliki penilaian dan anggapan bahwa yang berkualitas dan murah hanya sekolah negeri.

Selain itu, alumni Institut Teknogi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut juga menyoroti tentang problem ketercukupan guru. Menurut dia, saat ini Kota Surabaya masih kekurangan jumlah guru. Terlebih banyak guru yang memasuki masa pensiun. Maka dari itu, Pemkot perlu hadir untuk memberikan solusi.

“Ketercukupan ini menjadi persoalan sebab ketika gurunya kurang, maka proses pembelajaran jadi tidak optimal. Guru yang ada mendapatkan beban terlalu tinggi untuk jam mengajar dan ini akan berujung pada kurang maksimalnya proses pembelajaran,” kata dia.

Berikutnya, perihal pembelajaran tatap muka di masa pandemi, Reni mendorong Pemkot dalam hal ini Disdik untuk terus menghadirkan pendidikan yang menyenangkan bagi anak-anak serta menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak.

Makin banyaknya anak kecanduan ponsel juga menimbulkan kerisauan orangtua. Reni berpesan agar kemajuan teknologi tetap bermanfaat positif untuk abak dan pendidikannya.

“Jadi ini terus kami dorong, pendidikan yang menyenangkan, pendidikan yang mengedepankan budi pekerti, kemudian juga terus menggali potensi anak di berbagai bidang, sisi lain makin banyaknya anak kecanduan gadget/ hp juga perlu perhatian serius,” kata dia.

  • Bagikan