Demokrat Kritik Sikap Pemerintahan Jokowi yang Terapkan Kebijakan Tak Sesuai Kondisi Ekonomi Masyarakat

Realitarakyat.com – Partai Demokrat mengkritik sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menerapkan kebijakan yang tak sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat usai terdampak pandemi Covid-19.

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai seharusnya pemerintah tidak menaikkan harga-harga barang dan pajak karena semakin membebani warga yang terdampak pandemi.

“Pemerintah malah menaikkan berbagai kebutuhan penting lainnya bagi rakyat, seperti gas, bahan bakar minyak, dan pajak, yang semakin membebani rakyat yang sedang sulit kondisinya,” kata Herzaky lewat siaran pers, Senin (16/5).

Herzaky menegaskan bahwa perlu komitmen serius untuk memperbaiki ekonomi terutama pengangguran yang muncul selama pandemi. Bukan malah menaikan harga barang dan pajak.

Menurutnya, itu sama saja menimbulkan masalah baru. Herzaky menganggap sejauh ini tidak ada kebijakan yang efektif untuk memulihkan perekonomian Indonesia.

“Tidak ada kebijakan yang efektif. Terakhir, pelarangan ekspor minyak sawit, malah menimbulkan masalah baru dan membuat banyak rakyat kecil kehilangan pendapatan,” kata dia.

“Kabinet mesti kompak, tidak membahas isu-isu lain yang tidak memberikan solusi atas permasalahan rakyat. Jangan sibuk memikirkan kepentingan untuk mengamankan, apalagi melanggengkan kekuasaan saja,” tambahnya.

Herzaky mengatakan itu semua merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Minggu kemarin (15/5). Hasilnya, tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintah cenderung menurun.

Survei Indikator Politik Indonesia mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo mengalami penurunan ke angka 58,1 persen.

“Yang mengatakan puas 8 persen, yang mengatakan cukup puas 50,1 persen. Total 58,1 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Polirik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual, Minggu (15/5).

Angka tersebut berdasarkan survei terhadap 1.228 responden yang diambil secara acak. Survei dilakukan pada 5-10 Mei 2022 dengan margin of eror 2,9 persen.[prs]