Indonesia Miliki SDM Besar bagi Pengembangan Ekonomi Syariah

  • Bagikan
Indonesia Miliki SDM Besar bagi Pengembangan Ekonomi Syariah
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki /net/ist
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung penuh PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, dalam komitmennya melahirkan wirausaha muda syariah. Mengingat Indonesia memiliki potensi dan sumber daya yang besar dalam perkembangan ekonomi syariah secara global.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam keynote speechnya di acara Grand Launching Talenta Wirausaha PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), di Smesco, Rabu (19/1). Hadir di kesempatan yang sama Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, dan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah.

Menteri Teten menegaskan, dengan pengembangan talenta kewirausahaan oleh BSI, diharapkan turut menambah wirausaha muda syariah di Indonesia. Di mana saat ini, rasio kewirausahaan berkisar di angka 3,47 persen. Untuk itu pemerintah bermaksud menambah jumlah usaha kecil dan menengah, agar struktur ekonomi menjadi lebih kuat dan rasio kewirausahaan mencapai 3,95 persen di tahun 2024.

“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya upaya BSI yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional (RPJMN), dalam meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Apalagi kalau yang dicetak wirausaha syariah, karena kadar ekonominya yang tinggi,” ucap Teten.

Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar sambung MenKopUKM, memiliki perkembangan industri halal yang cukup menarik. Mulai dari fesyen muslim hingga halal food yang menjadi keunggulan yang utamanya di-support oleh UMKM. Sehingga hal tersebut menjadi modal yang mumpuni dalam melahirkan wirausaha muda syariah terbesar kelas dunia.

Menteri Teten berpesan, agar wirausaha muda ini fokus mengembangkan kapasitas usaha dan produk yang memiliki daya saing tinggi, terutama dengan produk unggulan domestik. Mengingat saat ini persaingan usaha cukup ketat, terutama sejak kehadiran e-commerce yang bisa terhubung secara global.

“Lapangan kerja saat ini banyak disediakan justru dari UMKM. Tiap tahun, masuk lulusan kerja sebanyak 2 juta orang. Jumlah ini tidak akan mampu terserap semuanya. Untuk itu tugas kita menyiapkan adik-adik menjadi enterpreneur. Sekarang ini, sekitar 70 persen anak muda inginnya menjadi pengusaha bukan menjadi pegawai,” sebut Teten.

Di 2022 ini, Indonesia mulai memasuki tahap pemulihan ekonomi UMKM dan koperasi yang lebih cepat dan transformatif. Fase pemulihan transformatif (transformative recovery) dapat diwujudkan mengingat Indonesia memiliki bonus demografi, populasi anak muda (generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z) mencapai 64,69 persen dari total 270,20 juta jiwa penduduk.

“Di samping itu, perempuan, anak muda, dan ekonomi hijau, akan menjadi penggerak ekonomi ke depan,” ujar Teten.

Untuk itu sambungnya, KemenKopUKM melakukan tiga agenda pemulihan transformatif (transformative recovery) yaitu, 70 persen program Kementerian Koperasi dan UKM akan menyasar langsung kepada pelaku UMKM dan koperasi, anak muda, perempuan dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.

Kedua, mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil. Dan ketiga, meningkatkan UMKM masuk ke ekosistem digital sebesar 30 juta UMKM ditargetkan go digital.

Talenta Wirausaha BSI
Senada, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, kaum muda Tanah Air harus bisa mengambil bagian dan memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. UMKM tumbuh dan bangkit, sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional, serta membangkitkan ekonomi umat melalui penguatan sektor bisnis ekonomi rakyat.

Menurutnya, program Talenta Wirausaha BSI dapat mencetak Wirausaha Muda yang andal dan mendukung akselerasi pertumbuhan UMKM Indonesia. Meskipun di satu sisi diakui Erick, saat ini tingkat wirausaha di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lain.

“Market Indonesia masih sangat besar sehingga menjadi peluang untuk berdaulat dalam ekonomi. Dalam meningkatan UMKM itu bukan hanya soal pembiayaan tapi perlu pendampingan. Kuncinya adalah pendampingan bukan hanya pembiayaan,” ucap Erick.

Sementara, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, komitmen BSI mencetak lahirnya wirausaha muda di Tanah Air, salah satunya dengan mengelar kompetisi Talenta Wirausaha BSI. Talenta Wirausaha BSI merupakan program inkubator bagi para wirausaha muda, untuk membangun dan meningkatkan kapasitas usahanya (scale up), sehingga mampu bertahan dan bersaing dengan beragam bisnis yang sudah mapan.

“Talenta Wirausaha BSI menyasar milenial dengan target 5.000 peserta dari 26 wilayah terpilih di Indonesia,” tutur Hery.

Program tersebut akan dibagi menjadi empat tahapan utama. Yaitu on boarding berupa talkshow di berbagai kota tentang talenta kewirausahaan di kalangan generasi muda, workshop pelatihan dan pendampingan bersama mentor expert tentang pengembangan produk, pemasaran dan akses pembiayaan, awarding yaitu acara puncak penjurian dan penganugerahan kepada talenta wirausaha muda terbaik Indonesia, serta partnership berupa kesempatan bagi wirausaha muda untuk bermitra dengan BSI. (ndi)

  • Bagikan