Putin Desak WHO Keluarkan Izin Vaksin Sputnik

  • Bagikan
who
WHO/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar segera mengeluarkan izin untuk vaksin Covid-19 buatan negaranya, Sputnik V.

Putin menilai izin vaksin Sputnik ini dapat meningkatkan distribusi vaksin itu secara global. Menurut Putin, izin itu dibutuhkan agar Sputnik dapat disebarluaskan secara global, termasuk untuk skema bantuan global.

“Kami bermaksud memperluas bantuan semacam itu,” kata Putin, dikutip dari Associated Press.

Tak hanya itu, Putin menilai izin itu juga dapat memberikan akses bagi penduduk Rusia dan masyarakat lain yang mendapatkan vaksin Sputnik agar dapat bepergian ke luar negeri dengan lebih bebas.

Putin menambahkan bahwa saat ini sudah lebih dari 200 juta masyarakat dunia mendapatkan vaksin Sputnik.

Sementara itu, WHO masih meninjau data tentang vaksin Sputnik sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan izin. Jika sudah ada, izin dari WHO dapat membuat vaksin Sputnik masuk dalam program vaksinasi global COVAX.

Putin sendiri sudah mengikuti empat kali vaksinasi. Putin menerima vaksin keempatnya ketika ia menjadi relawan vaksin Sputnik yang disemprotkan lewat hidung.

“Hari ini, setelah dua prosedur, injeksi dan (vaksin) hidung untuk bagian kedua, saya sudah berolahraga pagi ini. Jadi saya bersaksi bahwa semua (vaksinasi) bekerja seperti yang dikatakan ilmuwan kami,” kata Putin, seperti dikutip CNN.

Vaksin Sputnik V juga sempat menuai kontroversi. Beberapa masyarakat asing mengkritik kebijakan Rusia yang dengan cepat menyetujui penggunaan vaksin ini.

Walaupun demikian, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris, The Lancet, pada Februari lalu menunjukkan vaksin Sputnik memang 91 persen efektif.

Tak hanya itu, vaksin Sputnik disebut mencegah individu yang telah divaksin terkena sakit parah akibat Covid-19.

Rusia aktif mempromosikan Sputnik di seluruh dunia, tetapi pengiriman vaksin dari negara itu mengalami berbagai hambatan. Beberapa negara di Amerika Latin sempat mengeluhkan keterlambatan mendapatkan dosis kedua vaksin Sputnik.[prs]

  • Bagikan