Minta Ajudan Anggota TNI, NasDem Klaim Tegur Hillary

nasdem

Realitarakyat.com – Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Ahmad Ali, menyatakan bahwa pihaknya telah menegur anggotanya yang duduk di Komisi I DPR, Hillary Brigitta Lasut, yang telah mengirim surat ke Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman, untuk meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI.

Ali menyatakan, semua tindakan yang dilakukan anggota Fraksi Partai Nasdem DPR harus diketahui oleh fraksi dan tidak boleh dilakukan secara individu.

“Iya pastilah [langsung ditegur]. Artinya, tidak ada tindakan perorangan anggota DPR melakukan tindakan perseorangan seperti itu kan. Jadi seharusnya semua itu harus sepengetahuan fraksi, apalagi menggunakan alat negara untuk kepentingan pribadi,” kata Ali saat dikonfirmasi, Kamis (2/12).

Ali meminta Dudung tidak merespons permintaan Hillary tersebut. Dia pun menilai permintaan Hillary itu tidak etis.

Menurutnya, Hillary tidak memiliki alasan untuk meminta ajudan dari TNI, apalagi sampai personel yang berasal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

“Kalau risiko seorang politikus harus tahu sebelumnya. Kemudian tidak ada juga eskalasi yang membahayakan untuk kemudian meminta jadi ajudan. apalagi Kopassus dan Kostrad,” katanya,”Seorang pasukan khusus tidak patut untuk diberi pengamanan ke anggota DPR Fraksi Nasdem.”

Sebelumnya, Hillary yang merupakan anggota DPR termuda itu mengakui mengirim surat ke Dudung untuk meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI.

Menurutnya, permohonan yang diajukan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 85 Tahun 2014 tentang Tenaga Profesi TNI yang Bertugas di Luar Institusi Kementerian Pertahanan dan TNI.

“Banyak yang bertanya soal apakah benar saya meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI. Benar, saya menyurat ke KASAD untuk memohon bantuan pengamanan sesuai dengan Permen No 85 Tahun 2014,” kata Hillary lewatInsta Storiesdi akun Instagram miliknya,@hillarybrigitta, Kamis (2/12).

Ia mengungkapkan alasan meminta ajudan dari TNI ialah karena merasa tidak mudah menjadi seorang perempuan berusia 20 tahunan dan belum menikah, khususnya di dunia politik yang dinamis dan tidak tertebak

Menurutnya, kewajiban untuk tugas luar, bertemu banyak orang dan masyarakat sampai larut malam, serta mengutarakan pendapat dan suara rakyat yang terkadang berbeda haluan dengan kepentingan sebagian golongan kuat, membuat dirinya tidak bisa mengelak dari ancaman serta rasa khawatir.

Hillary pun mengaku hanya tinggal seorang diri bersama bibi dan adik-adiknya yang masih kecil di Jakarta. Keberadaan ayahnya yang bertugas di daerah perbatasan, menurut Hillary ikut menjadi salah satu faktor yang membuat dirinya mempertimbangkan mendapatkan pengamanan.

“Tidak ada yang kuat secara fisik di rumah, adik laki-laki saya yang paling besar baru lulus SMP, yang paling kecil baru 3 tahun,” ujar Hillary.[prs]