Busyro: KPK Rezim Firli Bahuri Cs Tak Akan Bertahan Lama

  • Bagikan
busyro
Mantan Ketua KPK, Busyro Muqoddas/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Pemecatan 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) mendapat sorotan berbagai pihak.

Salah satunya eks Ketua KPK, Busyro Muqoddas yang ikut menanggapi pemecatan yang terjadi pada Kamis, 30 September 2021 kemarin.

Menurutnya, kinerja pimpinan KPK periode 2019-2023 sangat buruk dan akan berdampak pada seluruh lini kerja pemberantasan rasuah.

Lebih jauh Busyro menyatakan KPK di bawah rezim Firli Bahuri cs. tak akan bertahan lama.

“Saya yakin bahwa rezim KPK tidak akan lama. Sekarang mengalami osteoporosis moral, krisis degradasi moral, sehingga harus dibawa ke ICU pasien Covid-19,” katanya kepada wartawan Jumat (1/10).

Busyro menegaskan, 57 pegawai KPK yang diberhentikan tersebut merupakan modal penting bagi KPK untuk bertahan menegakkan upaya pemberantasan korupsi.

Terlebih, jika melihat buruknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia saat ini.

Hal tersebut menurut Busyro semakin memperjelas bahwa memberhentikan 57 pegawai adalah keputusan yang buruk.

“Saya ingin menyampaikan secara terbuka, bahwa teman-teman 57 yang sekarang ini, adalah teman-teman yang sesungguhnya menjadi modal sosial, modal moral, kultural, politik, bagi negeri yang sekarang sedang semakin berat di tubir kehancuran moral.”

Ia melanjutkan, “Lima puluh tujuh ini dengan keluarganya adalah orang-orang yang sudah memberikan record sesuai dengan kebangsaan yang autentik.”

Sebaliknya, lanjutnya, pimpinan KPK-lah yang membuat lembaga tersebut seolah tidak benar jalannya.

“Sebaliknya, mereka pimpinan KPK yang sekarang ini, yang menista mereka ini, itulah yang menentukan kepalsuan-kepalsuan tentang kemanusiaan,” imbuhnya.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM ini juga miris dan sedih dengan pemecatan terhadap 57 pegawai KPK.

“Sejak kemarin siang saya berada di gedung KPK yang ideologis ini, menyatu dengan teman-teman ini, saya mengambil kesimpulan bahwa mereka sedih saya juga sedih,” tuturnya.

Kendati demikian, dia juga merasa bangga dengan 57 pegawai KPK tersebut.

“Di balik kesedihan itu mereka berbangga, karena diuji dengan ujian yang autentik dari langit dan kami bangga,” pungkasnya.[prs]

  • Bagikan