Saat Rakyat Kesusahan Sekjen DPR RI Buat Proyek Yang Melukai Hati Rakyat

  • Bagikan
Saat Rakyat Kesusahan Sekjen DPR RI Buat Proyek Yang Melukai Hati Rakyat
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR sudah dua kali membatalkan proyek pengadaan setelah menuai polemik dan mendapat penolakan dari pimpinan dan anggota DPR. Adalah, pengadaan fasilitas hotel untuk isolasi mandiri anggota DPR yang terpapar Covid-19 dan multivitamin senilai Rp2 miliar.

Pengadaan fasilitas hotel bagi anggota DPR dan pegawai kesekjenan DPR mendapat penolakan dari pimpinan dan seluruh fraksi di DPR. Adapun, fasilitas hotel ini bersumber dari anggaran perjalanan luar negeri yang tidak terpakai dan anggaran lain yang bersifat kontingensi.

“Ini kan intensitas anggota Dewan tinggi sekali di konstituen interaksinya. Jadi potensi terpapar itu tinggi, tentu ada beberapa anggota Dewan yang pernah saya ceritakan yang positif itu di kompleks Kalibata itu dikomplain karena berpotensi menularkan,” kata Sekjen DPR Indra Iskandar, kepada wartawan, Selasa (27/7).

Meski belum dieksekusi, Sekjen DPR membatalkan pengadaan fasilitas hotel tersebut setelah mendapat penolakan dari pimpinan DPR dan seluruh fraksi di DPR.

Berikut fasilitas hotel yang sempat disediakan bagi anggota DPR dan pegawai Kesekjenan DPR yang terpapar Covid-19:

Catat, Kebijakan Sekjen Indra Iskandar Rusak Citra DPR RI!
Ketua Komisi II DPR Pastikan Wacana Amandemen UUD Tak Ganggu Tahapan Pemilu 2024
1. Makan tiga kali sehari (pagi, siang, dan malam)
2. Laundry tiga potong baju per hari
3. Free Wi-Fi dan parkir
4. Konsultasi dokter melalui telepon setiap hari (Dr Fahri dari Laboratorium Amelia Clinic dan Prolepsis)
5. Kunjungan dokter atau perawat 2-3 kali, dapat vitamin
6. Satu kali tes PCR (di hari ke-7).

Kali ini, Sekjen DPR Indra Iskandar kembali membatalkan proyek pengadaan multivitamin sebesar Rp2 miliar. Indra membatalkan pengadaan multivitamin itu setelah menuai polemik.

“Jadi kami memang melakukan pengadaan vitamin, pagu anggarannya itu sekitar Rp 2,09 M dengan pengadaan lelang yang cepat didapat pemenang dengan angka Rp 1.773.000.000,” kata Indra Iskandar kepada wartawan, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/9).

Pembatalan tersebut dilakukan setelah Indra mendengar masukan dari berbagai kalangan, termasuk dari anggota dewan dan wartawan. Khusus wartawan, ada sekitar 35 pertanyaan yang masuk ke WhatsApp pribadinya.

“Setelah mendengar masukan publik, keinginan wartawan, tadi pagi saya sudah panggil, Kuasa Pengguna Anggaran, Kabiro Umum, jam 10 tadi kami batalkan,” tegas Indra.

Namun, Indra mendadak geram ketika ditanyakan soal apakah ada konsekuensi hukum terkait pembatalan pengadaan multivitamin tersebut.

Indra langsung menunjuk hidung wartawan dan mengaku siap pasang badan terkait proses hukum terkait pembatalan proyek sebesar Rp2 miliar tersebut.

“Ya saya ingin santai jelaskan ke teman-teman ya, teman-teman wartawan untuk menekan tidak diadakan. Sekarang enggak kita adakan ditanyakan lagi ada konsekuensi apa, konsekuensi apapun akan saya ambil sebagai pengguna anggaran, konsekuensi apapun akan saya ambil ya yang penting wartawan di DPR vitamin enggak jadi ada kan, saya ikutin,” ketusnya.

“Saya enggak pengen muter-muter basa-basi tekanan publik enggak, teman-teman wartawan di DPR vitamin untuk Pamdal, ASN dan non ASN enggak diadakan saya ikutin dan nanti kita pkirkan kalau ada vitamin dengan sumber yang lain,” sambung Indra.

Pengadaan multivitamin itu diketahui informasinya dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik DPR RI, lpse.dpr.go.id. Dari situs tersebut tertera nama tender pengadaan multivitamin dengan pagu paket Rp2.096.080.000.

Adapun Setjen DPR RI melakukan tender pengadaan multivitamin sebesar Rp2.096.080.000. Setelah melalui proses pelelangan cepat, panitia lelang memutuskan memenangkan salah satu peserta dengan angka sebesar Rp1.733.655.000. Diketahui juga pemenangnya adalah PT Chemipharma Julien Djonelida.(ilm)

  • Bagikan