Ketua DPR RI Puan Maharani Temani Anak Difabel  Untuk Mendapatkan Vaksin

Realitarakyat.com – Pagi belum sepenuhnya terangkat di Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (2/9/2021). Siang baru terjelang. Namun, pagi itu tak seperti pagi-pagi yang lain. Ada yang berbeda.

Ribuan orang bergiliran datang dan mengantre di Pasar Ikan Modern Muara Baru tetapi bukan untuk berjualan atau membeli ikan. Mereka adalah warga yang hendak mengikuti vaksinasi Covid-19, bagian dari 7.500 orang yang akan divaksinasi di sini dalam tiga hari.

Di antara ribuan orang itu, ada anak difabel berusia 12 tahun yang ikut menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Dia adalah Ahmad Apiffudin. Ditemani sang ibu, Kustiyah, anak ini tenang menanti giliran disuntik.

Satu hal yang mungkin tak pernah dibayangkan anak dan ibu warga Kampung Baru Kubur Koja ini, proses vaksinasi tersebut ditemani langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Pagi itu, Puan datang menengok vaksinasi yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Maming Enam Sembilan Group tersebut. Dari ribuan orang di situ, Puan memilih menemani proses vaksinasi si bocah difabel hingga penyuntikannya selesai.

“Sudah selesai, ya,” tutur Puan, begitu jarum penyuntik cairan infus terlepas dari lengan si anak.

Ketika vaksinator berpesan kepada ibu si anak untuk memberikan paracetamol bila ada gejala demam setelah vaksinasi, Puan pun menimpali.

“Kalau tidak ada (paracetamol), minta ya, Bu. Minta saja,” kata Puan.

Seusai menemani anak ini, Puan mengatakan bahwa vaksinasi bagi anak berusia di atas 12 tahun semakin penting untuk dituntaskan terkait dengan mulai diberlakukannya uji coba sekolah tatap muka kembali.

Menjamin keamanan dan kesehatan anak dari ancaman Covid-19 saat bersekolah tatap muka lagi, kata Puan, adalah tanggung jawab semua kalangan. Anak difabel bukan perkecualian. Vaksinasi, sebut dia, jadi salah satu cara.

“Kita ingin memastikan bahwa anak-anak kita bisa bersekolah dengan aman dan sehat. Artinya, tidak bisa satu atau dua anak saja di satu sekolah yang sudah divaksinasi,” ujar mantan Menko PMK ini.

Penyandang disabilitas masuk kelompok sasaran tahap tiga vaksinasi Covid, yaitu masyarakat rentan. Vaksinasi perdana untuk kelompok ini dilakukan pada 1 Juni 2021 di Kota Bogor, Jawa Barat.

Tercatat ada 562.242 orang tercakup di dalam kelompok disabilitas di Indonesia, baik disabilitas fisik maupun mental. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019, ada setidaknya 134.045 anak penyandang disabilitas tercatat sebagai peserta didik.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/598/2021, mereka bisa mendapatkan layanan vaksinasi di seluruh fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi mana pun tanpa batasan domisili.

Pada 14 Agustus 2021, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pun menyatakan ada percepatan vaksinasi bagi kelompok disabilitas di enam provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Targetnya, 225.000 sasaran vaksinasi dari kelompok ini di wilayah tersebut rampung divaksinasi pada Oktober 2021.

Selain vaksinasi, disiplin protokol kesehatan juga perlu terus digencarkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tanpa disiplin ketat menjalankan protokol kesehatan, lanjut Puan, vaksinasi saja tidak akan cukup untuk menangkal Covid-19 yang masih saja memunculkan varian virus baru hingga saat ini.

Puan berterima kasih pula untuk banyak kalangan yang telah bergotong-royong menyukseskan vaksinasi di Indonesia.

“Ini masa sulit yang dirasakan oleh seluruh dunia. Saya berharap mayoritas rakyat Indonesia tervaksin dan menjadikan Indonesia kembali sehat,” tutur Puan.

Gotong royong, kata Puan, adalah cara untuk mempercepat dan memperluas dalam waktu singkat cakupan vaksinasi di Indonesia.

“Mari terus bergotong royong, termasuk untuk percepatan dan penuntasan vaksinasi di Indonesia,” ajak Puan.(ilm)