Kata Anis Matta, Afghanistan Merupakan Korban Perang Supremasi AS dengan Tiongkok

Realitarakyat.com – Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta mengatakan, pemerintah harus ambil pelajaran terbesar dari kasus Afghanistan dan Taliban. Pasalnya, kisruhnya disana lantaran Afghanistan menjadi ajang pertempuran kepentingan berbagai negara lain.

Hal itu disampaikannya dalam Webinar Gelora Talks bertema “Tantangan Taliban: Mampukah Membentuk Pemerintahan yang Efektif”, Rabu (1/9/2021).

Menurut Anis, masa depan Afghanistan kini sangat tak jelas dan terbuka bagi semua kemungkinan. Bisa berhasil, namun sangat terbuka untuk gagal.

Hanya saja, ada satu pola yang terlihat, bahwa Afghanistan sebenarnya merupakan bagian dari perang supremasi antara blok Amerika Serikat (AS) melawan Tiongkok. Hal yang sama juga terjadi di berbagai negara lainnya seperti di Afrika.

“Salah satu tujuan strategis AS adalah menggagalkan semua investasi atau proyek Tiongkok di seluruh dunia dengan menciptakan kaos. Terakhir misalnya pemutusan hubungan Aljazair dengan Maroko di mana investasi Tiongkok di Maroko itu besar sekali. Jadi habitat investasinya dihancurkan. Di Pakistan dan di Sri Lanka juga begitu,” ujar Anis.

Indonesia sendiri, menurut dia, juga pernah mengalami hal sama. Pendudukan Jepang atas Indonesia dulunya adalah merupakan residu dari perang dunia di wilayah Asia Pasifik. Begitupun peristiwa 1965, merupakan residu dari Perang Dingin saat itu. Pada peristiwa Reformasi 1998 adalah residu revolusi global pascaruntuhnya Uni Soviet.

“Kepentingan terbesar kita adalah memastikan jangan pernah membiarkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai medan konflik mereka. Inilah national interest kita, sehingga tak terseret collateral damage, orang lain yang konflik tapi kita yang mati,” kata Anis Matta.

Dalam konteks Afghanistan saat ini, mantan anggota DPR ini mengatakan bahwa sebaiknya Indonesia berhati-hati melihat situasi.

“Yang terbaik bagi di Indonesia saat ini untuk Afghanistan adalah wait and see, lihat apa yang terjadi ke depan, concern kita adalah ke kepentingan nasional sebagai bangsa,” demikian Anis Matta.[prs]