Bebani Anggaran Perusahaan, Waskita Karya Bakal Jual Beberapa Tol

  • Bagikan
Waskita Karya, waskita
Waskita/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk berencana melakukan asset recycling alias pelepasan aset terhadap beberapa ruas tol yang dimiliki. Beberapa di antaranya akan dilepas ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA).

“Kita sedang diskusi dengan SWF INA untuk beberapa ruas. Jadi proses recycling ini dibutuhkan untuk memutar dana yang sekarang berhenti di konstruksi tol yang jumlahnya sangat besar,” ucap Tiko, sapaan akrabnya saat rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (27/9).

Kendati begitu, Tiko belum merinci ruas tol apa saja yang sekiranya akan dijual ke INA. Selain dengan INA, sambungnya, Waskita Karya tengah melakukan pelepasan aset secara bertahap dengan PT Pelindo II (Persero), yaitu ruas Tol Cibitung-Tanjung Priok yang akan diintegrasi ke Terminal Kalibaru.

Kemudian, pelepasan aset rencananya juga akan dilakukan dengan PT Hutama Karya (Persero) Tbk pada ruas Tol Kuala Tanjung-Tanah Tinggi-Parapat. Namun belum ada target waktu pelepasan aset yang satu ini.

“Ini kita akan meminta agar nantinya diambilalih oleh Hutama Karya sebagai pemilik di bagian utara dan Aceh,” jelasnya.

Selanjutnya, ruas tol yang juga dipertimbangkan untuk dilepas adalah Tol Kayu Agung-Palembang-Betung. Namun, pelepasan kemungkinan dilakukan saat sudah selesai. Saat ini, proses pembangunan masih berlangsung.

Tiko menjelaskan ruas yang satu ini berencana dilepas karena membebani keuangan perusahaan. Pasalnya, jalan tol ini memiliki biaya pembangunan yang besar, yaitu Rp14 triliun atau hampir tiga kali lipat dari rata-rata jalan tol lain sekitar Rp6 triliun.

Hal ini terjadi karena ternyata tol dibangun di lahan gambut, sehingga konstruksinya harus dibuat mengambang dan membutuhkan tambahan investasi. Terakhir, ruas tol yang juga masuk dalam rencana asset recycling adalah Tol Krian-Manyar.

Sebab, tol ini ternyata tidak begitu ramai setelah dibangun. Namun, keputusannya belum bulat karena masih dilakukan kajian pada opsi lain.

Sementara sejak 2019, Tiko mengatakan sudah ada lima ruas yang didivestasikan, yaitu Tol Solo-Ngawi, Tol Ngawi-Kertosono, Tol Kualanamu-Tebing Tinggi, Tol Semarang-Batang, dan Tol Cinere-Serpong.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan Tol Solo-Ngawi dan Tol Ngawi-Kertosono didivestasikan ke Kings Ring Limited yang merupakan perusahaan asal Hong Kong pada 18 Desember 2019. Begitu juga Tol Kualanamu-Tebing Tinggi ke investor yang sama pada 22 April 2021.

“Selanjutnya ada juga dalam proses dengan INA, PT SMI, untuk ruas di lingkar luar Jakarta. Bila proses asset recycling Waskita ini berhasil, kurang lebih masih ada 13 ruas, maka ini akan mengurangi beban utang konsolidasi sebesar Rp41 triliun,” pungkasnya.[prs]

 

  • Bagikan