Dalam Seminggu Ini Ada Fenomena Baru di RI, WNA ‘Kabur’ & Orang Kaya Ramai-ramai ke AS

Realitarakyat.com – Seminggu ini ‘fenomena’ terjadi di RI di tengah kenaikan kasus Covid-19 nasional. ‘Eksodus’ Warga Negara Asing (WNA) keluar dari Indonesia mencuri perhatian.

Kenaikan kasus corona membuat warga asing meninggal RI dengan sejumlah alasan. Mulai dari karena permintaan perusahaan hingga mencari pengobatan Covid-19 di tengah daya tampung pelayanan kesehatan yang menurun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksodus diterjemahkan sebagai perbuatan meninggalkan tempat asal (kampung halaman, kota, negeri) oleh penduduk secara besar-besaran. Artinya bukan 1 atau 2 negara saja.

Eksodus ini seperti yang terjadi pada Wuhan pada awal 2020 lalu. Di mana hampir semua negara memulangkan warganya.

Tercatat beberapa negara sudah meminta warganya untuk pulang. Kedutaan Besar Jepang di Jakarta menyebut sejauh ini diketahui sekitar 2.000 ekspatriat ingin kembali ke Negeri Sakura karena instruksi kantor pusat.

Bila merujuk ke data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA asal Jepang di Indonesia adalah 11.483 orang pada tahun lalu. Dilihat kondisi perbulannya, memang jumlah TKA selalu berkurang meskipun tidak begitu signifikan sekitar 500-1000 orang.

Pemerintah Jepang memfasilitasi pemulangan tersebut, dengan menyiapkan pesawat khusus. Begitu juga dengan karantina serta fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi warganya.

Korea Selatan (Korsel) selanjutnya. Sekitar 80 warga negara Korea Selatan (Korsel), mengutip Arirang, telah dipulangkan pekan lalu dengan kondisi sebagian terinfeksi corona. Setidaknya ada sekitar 8.000 orang TKA asal Korsel di tanah air.

Hal ini tidak lepas dari laporan Kedutaan Besar Korsel di Indonesia hingga 22 Juli, ada 288 warga yang tinggal di RI telah terinfeksi virus corona. Sebanyak 15 orang telah meninggal.

Warga Taiwan dan Vietnam juga melakukan hal serupa. Bahkan kepulangan warga Vietnam sudah dilakukan beberapa kali sejak Maret 2021 difasilitasi pemerintah.

Kabar terbaru datang dari Arab Saudi. Sama seperti yang lainnya, diberitakan Saudi Press Agency (SPA) bahwa Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi meminta warganya untuk pulang. Ini disampaikan dalam pengumuman terbaru negeri itu, yang melarang warga ke RI.

“Sumber resmi di Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa berdasarkan kepedulian pemerintah kerajaan terhadap keselamatan warga yang ingin bepergian ke luar negeri, dan mengingat berlanjutnya wabah pandemi virus corona (Covid-19), penyebaran virus mutasi baru strain virus, dan situasi kesehatan di Republik Indonesia berikut telah diputuskan: mencegah warga bepergian langsung atau tidak langsung ke Indonesia sampai situasi di Indonesia stabil,” tulis laporan itu dimuat Arab News.

“Kementerian Dalam Negeri meminta warga yang ada di Indonesia untuk berhati-hati, menjauh dari penyebaran virus dan untuk kembali sesegera mungkin ke kerajaan.”

Bukan hanya warga asing yang meninggalkan RI. Hal serupa juga dilakukan para ‘crazy rich’ RI.

Hal ini terungkap lewat laporan ABC News. Orang kaya negeri ini ramai-ramai ke Negeri Paman Sam.

Rupanya beberapa kalangan memutuskan untuk pergi ke AS guna kepentingan mendapat vaksiN. Negeri Paman Sam sendiri memberikan layanan suntikan vaksin Pfizer/BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson.

“Tidak ada yang salah dengan mendapatkan suntikkan di luar negeri, semuanya kembali ke preferensi pribadi, saya kira,” kata seorang warga RI yang pergi ke AS.

“Saya punya anak yang belajar di sini. Kami sudah membuat rencana untuk mengunjungi mereka, dan AS kebetulan menawarkan vaksin gratis. Jadi saya berpikir, Mengapa kita tidak melakukan keduanya?”

“Preferensi saya adalah Pfizer, tetapi kami tidak tahu kapan bisa mendapatkannya di Indonesia sampai kami memutuskan kesempatan ke AS.”

Sebenarnya, wisata vaksinasi di AS ini diketahui sudah dimulai pada Mei lalu dan diatur oleh beberapa travel agent. Tapi apakah benar AS mengizinkan vaksin gratis untuk pendatang?

AS, memang mengizinkan suntikan vaksin ke orang-orang yang memegang visa negara itu. Bahkan mereka bisa mendapat vaksin secara gratis.

Di Guam, misalnya, program vaksin dengan nama Air V&V. Ini dilakukan untuk mendorong orang Amerika yang tinggal di Asia Timur untuk datang dan disuntik.

Mengutip laporan yang sama, di Indonesia travel agent justru mengiklankan ini dalam brosur terbaru. Di RI misalnya, biro perjalanan menyebut antusiasme WNI untuk pergi ke AS cukup tinggi.

Antusiasme ini nyatanya sudah dimulai pada Mei lalu. Rata-rata tur akan dilakukan Juni hingga November

“Antusiasmenya sangat tinggi, kami mendapat banyak pertanyaan, karena mereka mengincar vaksin yang belum ada di Indonesia, seperti Pfizer atau Moderna,” kata kepala pemasaran ATS Travel Josephine Nathania Lienardi, dalam artikel ABC News.

Dalam iklan terlihat, paket perjalanan vaksinasi ke AS dimulai dengan banderol Rp 14 juta. Fasilitas ini mendapatkan penginapan selama tiga malam di Los Angeles, tes PCR di Los Angeles, dan tiket pesawat pulang pergi kelas ekonomi. Namun ini hanya untuk penerima vaksin Johnson & Johnson.

Sementara itu ATS juga menawarkan paket yang lebih lama, yakni selama 27 hari untuk penerima vaksin Pfizer. Paket ini dibanderol dengan harga 28 juta.

Dengan harga ini, peserta turdapat memperoleh fasilitas penginapan selama 24 malam di Los Angeles, tiket pesawat pulang pergi kelas ekonomi, dan tes PCR sebanyak satu kali.(Din)