Lonjakan Kasus Covid-19 Jakarta, Diskes DKI Salahkan Mobilitas Mudik

  • Bagikan
Arus Balik
Ilustrasi pemudik. DOK/NET
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan bahwa kasus Covid-19 melonjak dalam dua hari belakangan karena beberapa faktor, termasuk mobilitas mudik Lebaran lalu dan warga yang abai protokol kesehatan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI, Dwi Oktavia, melontarkan pernyataan ini setelah DKI mencetak rekor kasus positif Covid-19 selama dua hari berturut-turut.

Setelah pada Kamis (17/6/2021) tercatat rekor penambahan sebanyak 4.144 kasus positif, pada Jumat (18/6) kasus Covid-19 harian di DKI Jakarta kembali menembus rekor dengan 4.737.

Dwi mengatakan bahwa lonjakan memang terjadi di daerah dengan mobilitas mudik yang besar pada libur Lebaran lalu.

“Selama periode libur kemarin banyak yang melakukan perjalanan luar kota lalu kembali ke Jakarta. Kita lihat tujuan perjalanan yang kembali ke Jakarta memang terbanyak dari daerah yang angka kasusnya meningkat saat ini,” ujar Dwi saat dihubungi, Sabtu (19/6/2021).

Ketika disinggung mengenai daerah lain dengan data kasus Covid-19 tak begitu melonjak usai Lebaran, Dwi mengingatkan bahwa kondisi Jakarta tidak bisa dibandingkan dengan provinsi lain. Menurutnya, Jakarta memang berstatus provinsi, tapi areanya kecil.

“Artinya, 10 juta penduduk bertumpuk di satu lokasi, sedangkan provinsi lain bisa jadi penduduknya jauh lebih banyak, tetapi konsentrasi penduduk padat ada di tingkat kota, tapi kabupaten tidak sepadat kota. Mungkin peningkatannya di kota, kota, kota, lalu saat dibandingkan antarprovinsi tidak terlalu kelihatan,” katanya.

Dwi kemudian mengatakan bahwa akses tes Covid-19 di Jakarta juga lebih baik ketimbang provinsi lain sehingga angka lonjakan semakin terlihat jelas.

Ia mengatakan bahwa masyarakat Jakarta tidak hanya menunggu tes yang disediakan pemerintah, tetapi juga melakukan tes secara mandiri. Setelah itu, semua hasil laboratorium masuk ke satu sistem informasi.

Di sisi lain, Dwi mengakui bahwa disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) juga masih jadi tantangan utama, tak hanya di Jakarta tetapi juga semua tempat.

Dwi mengatakan bahwa setelah setahun hidup bersama corona, orang tidak sadar telah melonggarkan penerapan prokes.

“Saat libur kemarin, orang merasa enggak apa-apa ketemu teman sebentar. Jadi permisif, melonggarkan disiplinnya sendiri,” katanya.

Menurut Dwi, prokes ini menjadi PR bersama. Ia senantiasa menyuarakan informasi tentang bahaya Covid juga disiplin 5M, yakni,memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Kasus sedang tinggi, sebaiknya tunda rencana yang bisa mengakibatkan kerumunan, ketemu banyak orang. Sebisa mungkin membatasi aktivitas demi keselamatan dan kesehatan kita semua,” katanya.[prs]

  • Bagikan