DPR Minta Pemerintah Cairkan Insentif Nakes yang Dijanjikan

  • Bagikan
netty
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetyani/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah berempati kepada tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan Covid-19. Dia ingin pemerintah memastikan semua hak nakes terpenuhi.

“Pemerintah harus memberi perhatian dan empati kepada tenaga kesehatan, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Pastikan semua hak mereka terpenuhi, baik menyangkut perlindungan dan keamanan diri, kesehatan, jam kerja hingga soal insentif yang telah dijanjikan,” katanya di Jakarta, Minggu (27/6/2021).

Dia menyebut, seiring lonjakan kasus Covid-19 banyak nakes yang mengalami kelelahan, minim istirahat, terpapar corona hingga meninggal. Bahkan, nakes mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pasien atau keluarga pasien.

“Pemerintah harus surplus empati pada kondisi yang tengah dihadapi tenaga kesehatan. Jangan sampai ada kebijakan yang tidak pro nakes, seperti penundaan insentif, waktu dan beban kerja yang berlebihan, APD minim serta kurangnya suplay obat-obatan dan alkes. Kondisi itu menyulitkan nakes dalam menjalankan tugasnya dan menjadi indikasi adanya defisit empati,” ujarnya.

Netty menegaskan, agar insentif untuk nakes tidak ditunda-tunda dan terlambat pencairannya. Dia bilang, insentif itu adalah hak mereka yang wajib diberikan.

“Besarannya belum tentu setimpal dengan pengorbanan waktu, keringat, air mata dan bahkan nyawa dalam membantu penanganan pasien Covid-19,” jelas politisi PKS ini.

Dia lalu merujuk data di LaporCovid-19 yang menunjukkan jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal karena Covid-19 hingga Selasa (22/6/2021) mencapai 974 orang. Sebagian besar nakes meninggal adalah dokter sebanyak 374 orang, perawat 311 orang, bidan 155 orang, disusul beragam profesi nakes lain. Jumlah nakes meninggal dunia di bulan Mei – Juni ini mengalami kenaikan.

“Meninggalnya satu orang tenaga kesehatan menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan Indonesia dan berimplikasi buruk terhadap penanganan Covid-19. Apalagi saat ini kita menghadapi lonjakan kasus dengan virus varian baru yang lebih ganas dan mudah menular,” terangnya.

Selain itu, kata dia, perhatian dan empati kepada nakes harus ditunjukkan oleh masyarakat luas. Empati tersebut harus ditunjukkan masyarakat dengan disiplin protokol kesehatan di mana saja.

“Jika masyarakat abai prokes, maka kasus akan terus melonjak dan beban nakes makin bertambah. Padahal nakes juga memiliki keluarga dan kehidupan pribadi yang harus dilindungi. Bersikap santun dan sabar dalam antri pelayanan juga akan sangat membantu tugas nakes,” tutupnya. [prs]

 

  • Bagikan