Bingung Dicap Komunis, Megawati: Saya Lolos Litsus Jaman Orba Loh

  • Bagikan
Bingung Dicap Komunis, Megawati: Saya Lolos Litsus Jaman Orba Loh
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bingung dicap komunis oleh segelintir pihak. Padahal Megawati lolos penelitian khusus atau listsus yang terkenal saat era Orde Baru.

Megawati menceritakan dirinya dicap komunis saat memberikan orasi ilmiah dalam pengukuhan gelar profesor kehormatan dari Unhan, Jumat (11/6/2021).

Megawati cerita awalnya diundang oleh Presiden RRC Xi Jinping dalam acara HUT Partai Komunis China dan kemudian dicap komunis.

“Saya diundang ini, sama Presiden Xi Jinping, ulang tahun partai komunisnya untuk memberikan sambutan. Itu partai komunis RRC, kalau nanti saya bilang gini, ‘nah betul ndak Bu Mega tuh kan komunis’. Saya kan selalu dibilang gitu kan. Sampai saya waktu menjadi anggota DPR saja sudah distempel itu,” kata Megawati.

Megawati menolak mentah-mentah cap komunis yang disematkan kepada dirinya. Sebab, Megawati mengatakan dirinya lolos litsus pada era Orde Baru. Litsus merupakan tes yang dilakukan pada era Orde Baru yang identik dengan wawasan kebangsaan.

“Jadi saya bilang yang komunis itu yang waktu ini, apa, hmm… saya dilitsus. Jadi saya bilang yang komunis ya yang orang litsus itu loh, tentara. Ada saya kolonel sama 3 mayor kalau dulu saya ndak salah. Iya kok saya lolos, kan membingungkan kan kalau mengatakan saya komunis,” ujar Mega.

Megawati kemudian bercerita bagaimana Presiden RI ke-1 Sukarno meminta pemimpin RRC ke dunia internasional. Megawati justru ingin Indonesia membuka diri kepada dunia internasional tapi tetap dalam posisi yang setara.

“Padahal maksud saya, saya mengatakan ini bagaimana ya RRC itu kan keluar dari persembunyiannya waktu ini, Asia-Afrika, Bung Karno juga yang menyuruh, bilang sama Mao Zedong ayo keluar jangan kamu berada di tirai bambu. Akhirnya keluar,” ucap Mega.

“Berarti kan kalau dibanding kita yang ’45 sudah merdeka, go international-nya RRC itu berapa tahun itu bedanya. Kita kenapa sih nggak membuka diri untuk melihat, apa yang terjadi pada negara-negara di dunia ini,” imbuhnya.[prs]

  • Bagikan