Viral, Saat Penyekatan Malah Rombongan Harley Davidson Asyik Tamasya di Lombok Tanpa Ada Pemeriksaan

Realitarakyat.com – Upaya penyekatan dan penutupan tempat wisata akibat pandemi COVID-19, ternyata tidak berlaku untuk para anggota klub motor besar Harley Davidson. Buktinya, rombongan anggota Harley Davidson, nampak asyik menikmati pantai di Lombok Tengah, NTB.

Penjagaan penyekatan yang dilakukan aparat gabungan Polri dan TNI kebobolan. Di media sosial banyak beredar foto dan video belasan pemotor mengendarai motor besar, pada Sabtu (22/5/2021), masuk dengan bebas dan berkonvoi tanpa penyekatan disaat tempat wisata tersebut sedang ditutup. Seperti yang diberlakukan pada pengunjung lainnya.

Dalam video tersebut, nampak para pengendara motor gede itu masuk ke Mandalika Beach Park dengan santai layaknya tidak ada larangan berwisata seperti di Kawasan KEK Mandalika.

Hal itu pun sontak membuat masyarakat luas kecewa, utamanya kepada para aparat kemananan yang sejak beberapa hari ini melarang siapapun berwisata ke sejumlah objek wisata di Lombok Tengah.

Terlebih, terkait aksi para pemotor gede tersebut, beredar juga surat berkop Road Glide Owners Group (RGOG) dengan nomor 002/RGOG/V/21 tertanggal 17 Mei 2021 yang ditujukan kepada Direktur Utama ITDC.

Dalam surat tersebut RGOG menjelaskan, bahwa mereka akan menggelar acara Parade Merah Putih pada Agustus mendatang. Dan konvoinya mereka kemarin diketahui untuk survey disaat tempat wisata, sebagai lokasi acara tersebut sedang ditutup.

Aksi para pemotor gede itu, menjadi sorotan sejumlah kalangan. Salah satunya yakni dari kalangan pemerhati wisata Lombok Tengah, Mawardi.

Ia menilai bahwa sikap Kapolres Lombok Tengah, dan Kapolsek Kuta, sangatlah berlebihan kepada pihaknya di wilayah selatan. Sampai-sampai warga setempat pun distop untuk masuk di wilayah Pantai Kuta.

“Tapi pada Sabtu (22/5/2021) kemarin kok bisa ada masyarakat dari luar daerah diizinkan masuk dengan bebas sekalipun itu sebentar?,” tanya Roby sapaan akrab pria berewok ini.

Ketua Perserikatan BUMDes Indonesia (PBI) Lombok Tengah ini pun melihat, ada kebijakan yang tidak adil kepada masyarakat Pujut. Seperti ada perlakukan berbeda antara para pemotor gede itu dengan masyarakat.

“Terus terang saja, kami sangat kecewa dengan diizinkannya para pemotor gede ini masuk ke wilayah Pantai Selatan, dalam hal ini ke Pantai Kuta,” akunya.

Diakui pria asal Desa Tumpak ini, bahwa di Pantai Mawun saja kemarin hampir orang-orang yang biasa sebagai nelayan dihentikan untuk masuk. Itu menurutnya keterlaluan dan berlebihan. Apalagi orang-orang yang benar-benar ingin menikmati keindahan pantainya sendiri.

Makanya, sejak awal dirinya berdoa semoga aturan-aturan ini segera dicabut dan COVID-19 segera berlalu. “Kami di sini sebenarnya dalam keadaan mati suri, pedagang-pedagang kecil semua sudah gulung tikar gara-gara penyekatan yang berlebihan,” terangnya.

“Ini mah bukan penyekatan lagi namanya, tapi penutupan total. Karena awalnya keluar aturan penyekatan, tapi apa yang terjadi saat ini, semua di tutup total,” kesal pentolan Lembaga Forum Analisis Kebijakan untuk Rakyat (FAKTA) RI ini.

Lalu Sandika Irwan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Lombok Tengah juga mengatakan, dirinya masih menggali informasi dulu terkait video viral klub motor gede di Pantai Mandalika itu sama pihak ITDC. Agar tidak bias dan liar informasinya.

Sesuai SE bersama antara Bupati, Dandim dan Kapolres, semua akses ke objek wisata di Lombok Tengah ditutup. Sehingga jika benar ada rombongan motor gede, sangat disayangkannya.

Kapolres Lombok Tengah, AKBP Esty Setyo Nugroho membenarkan adanya rombongan tersebut. Katanya, kedatangan rombongan Harley Davidson itu sebelumnya sudah disampaikan kepadanya untuk kegiatan survei lokasi acara Bhakti Sosial, pada bulan Agustus mendatang.

Selain itu, mereka juga telah menunjukkan bahwa sebelumnya telah di swab dan juga telah meminta izin ke ITDC.

“Mereka menyampaikan akan survei lokasi untuk kegiatan Baksos dan telah menunjukkan bahwa rombongannya telah di swab,” katanya.

Namun demikian, pihaknya tetap ketat, tegas dan tetap memerintahkan agar mereka segera meninggalkan tempat karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Lombok Tengah.

Kapolres pun tidak mau kegiatan mereka, kontra produktif dengan imbauan bersama yang telah dibuat beberapa hari lalu bersama Bupati dan Dandim. “Saya perintahkan ke mereka, untuk segera meninggalkan tempat, karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Lombok Tengah,” tutupnya.(ilm)