Saleh Daulay: Pemerintah harus Proposional dan Adil Dalam Jalankan Deradikalisasi

  • Bagikan
harga
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah bertindak proprosional dan berkeadilan dalam menjalankan program deradikalisasi.

Menurutnya, pemerintah tidak boleh ikuti arus framing yang dilekatkan pada suatu kelompok tertentu. Semua informasi yang diterima harus diverifikasi dan divalidasi secara baik.

“Kalau ada kelompok tertentu yang dituduh radikal, harus diverifikasi. Siapa orangnya, apa ajarannya, apa target sasarannya, dimana mereka bergerak, dan lain-lain. Ini sangat penting sebab Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Pasti banyak keragaman dalam pengamalan ajaran agama. Keragaman itu tidak serta merta salah dan dapat disebut radikal. Sebagian besar di antaranya sudah mengakar ratusan tahun,” kata Saleh dalam keterangannya, Sabtu (10/4/2021).

Anggota Komisi IX DPR ini mengungkapkan, program deradikalisasi dan peneguhan Islam moderat di Indonesia memang harus terus dilakukan. Bahkan, selalu ditingkatkan terutama di era globalisasi dan digitalisasi saat ini.

Namun, program deradikalisasi itu tidak boleh mengucilkan kelompok-kelompok tertentu. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang penduduknya sangat toleran.

“Saya melihat ada juga sekelompok orang tertentu yang merasa paling benar. Menyalahkan kelompok lain. Bahkan, menuduh yang lain sebagai kelompok radikal,” jelas Saleh.

“Sikap menuduh dan menyudutkan kelompok lain tentu tidak benar. Apalagi, tuduhan itu tidak didasarkan atas bukti yang valid. Hanya didasarkan asumsi dan dugaan,” sambungnya.

Kalau ada yang menyimpang, lanjut Saleh, itu bukanlah esensi dari ajaran agama. Tapi, itu hanya bagian dari kesalahan dalam memahami teks-teks agama. Sehingga, pada titik inilah, edukasi dan sosialisasi Islam moderat perlu diterapkan.

“Kalau ini dibiarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan sikap saling curiga. Pada titik tertentu, bisa merusak ukhuwah dan persaudaraan internal umat beragama. Intinya, apa pun alasannya, sikap menuduh dan menyudutkan ini tidak baik. Sebaliknya, silaturrahim dan peneguhan persatuan itu yang harus dikedepankan,” tukas legislator dapil Sumut II ini.[prs]

  • Bagikan