Rahmad Handoyo Ingatkan “Tsunami Pandemi” di India Bisa Saja Terjadi di Indonesia

rahmad

Realitarakyat.com – Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, kondisi yang terjadi di India dimana terjadi tsunami peningkatan pandemi seharusnya menjadi perhatian buat Indonesia. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari kasus gelombang tsunami pandemi Covid-19 di India.

“Sudah banyak disampaikan, sebenarnya kasus di India itu sangat mungkin bisa terjadi di Indonesia. Karena memang tipikalnya yang ada di kita dengan yang ada di sana hampir mirip-mirip, dimana masih negara berkembang, tingkat ekonominya juga masih hampir mirip,” kata Rahmad dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk ‘Waspada Gelombang Kedua Covid-19’ di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Menurut Rahmad, banyak yang harus dipelajari dari kasus India, mulai dari masyarakatnya sendiri sampai pemerintahnya. India dengan bangga hati Perdana Menterinya mengatakan bahwa disana hampir sudah tercapai Herd imunity, meskipun itu semu. Dengan penyampaian juga disampaikan sudah ratusan juta yang divaksin, ternyata membuat euforia yang berlebih.

“Kebahagiaan dan euforia yang berlebih itu ternyata semua semu. Artinya apa yang terjadi, acara politik di sana jutaan yang beredar di masyarakat, kemudian acara keagamaan yang kita tahu bersama begitu banyak, jutaan yang tanpa masker, tanpa protokol kesehatan,” terangnya.

“Nah, dampaknyaa kita tahu bersama akibatnya kita ketahui di media sekarang ini, banyak keluarga yang kesulitan untuk sebatas untuk mengubur, untuk membakar mayat. Ya kita sebagai warga dunia, warga masyarakat kita juga ikut pilu begitu melihat, mendengar dan menyaksikan kejadian yang terjadi di India itu,” sambungnya.

Karenanya, dia mengingatkan, agar apa yang terjadi di India jangan sampai terjadi di Indonesia. Pasalnya, kata dia, kondisi di India memiliki kemiripan dengan di Indonesia. Karenanya, apa yang terjadi di India bisa terjadi juga di Indonesia.

Lebih lanjut dia mengatakan, yang perlu dilakukan adalah, pertama, jangan terjadi euforia meskipun sudah vaksin. Karena vaksin bukan segala-galanya, vaksin tidak membebaskan dari virus, dan juga tidak menyebabkan kita kebal dari virus.

“Nah untuk itu berkaca dari India, setelah divaksin masih sangat mungkin terjadi kena, karena vaksin dalam rangka untuk memperkuat tubuh kita, meningkatkan imunitas kita, dari sisi itu akhirnya kita jangan sampai terjadi euforia,” ungkapnya.

Kedua, lanjut dia, protokol kesehatan harus menjadi harga mati. Dari sisi kesehatan, kata dia, satu-satunya upaya yang paling efektif saat ini hanya protokol kesehatan, karena obat belum ada, vaksin pun sebelum virusnya itu stabil bermutasi masih terus mengalami satu guncangan menyerang.

“Oleh karena itu saya kira protokol-protokol kesehatan menjadi harga mati,” tegasnya.

Dan yang ketiga, tambah dia, bagaimana menegakan secara bersama-sama protokol kesehatan itu dijalankan dengan benar.

“Saya mengharapkan supaya apapun yang dilakukan pemerintah, saya kira jangan pro-kontra dulu deh. Ayo kita dukung, pemerintah pasti akan memberikan yang terbaik, tetapi kenapa masih ada yang mempertanyakan, sehingga masyarakat jadi gundah mari kita berkaca kepada India,” tandasnya.[prs]