Menag: Kiai Benteng Pertahanan Moral Masyarakat

Realitarakyat.com – Menteri Agama (Menag) Yaqut Chalil Qoumas mengatakan, para kiai merupakan benteng pertahanan moral masyarakat di tengah derasnya arus informasi saat ini. Untuk itu, dia menekankan bahwa para kiai wajib dilindungi.

Hal ini disampaikan Yaqut saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Nuzul Quran dan Hari Kelahiran ke-87 Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang disiarkan di Youtube GP Ansor, Sabtu (24/4/2021) malam.

“Melindungi kiai itu wajib karena kiai itulah yang menjaga moral kita. Kiai-kiailah yang mendidik kita. Kiai itulah yang menjadi benteng pertahanan moral kita di tengah gerusan arus informasi, di tengah gerusan budaya-budaya atau kultur-kulturnya,” jelas Yaqut.

“Saya kira (informasi) membanjir sangat deras dan kita nyaris tidak memiliki filter. Filter yang kita miliki hanya kiai. Jadi kita wajib melindungi para kiai,” sambungnya.

Kendati begitu, dia menuturkan, GP Ansor juga berikhtiar melindungi NKRI dari pihak-pihak yang ingin menganggu atau merusak. Pasalnya, NKRI adalah hasil dari perjuangan para kiai.

“Itu adalah harga diri buat kita. Menginjak-injak harga diri kita maka dia akan berhadapan dengan kita barisan Ansor dan Gerakan Pemuda Ansor,” kata dia.

Oleh sebab itu, Yaqut menegaskan bahwa GP Ansor tak bisa dipimpin oleh sembarang orang. Dia menyebut GP Ansor hanya dapat dipimpin oleh sosok yang sudah jelas kiprah dan jejaknya.

“Harus jelas kiprahnya, harus jelas sejarahnya selama di Ansor seperti apa. Kalau tidak ada, ya sudah kita lupakan saja. Jadi jangan pernah silau,” tegas Yaqut.

Yaqut juga menyinggung soal Covid-19 dalam acara tersebut.

Yaqut meminta masyarakat tak khawatir dengan isu-isu akan muncul gelombang kedua Covid-19 di Indonesia. Dia meyakini kasus Covid-19 di tanah air tak akan melonjak apabila masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan.

“Kalau kita berdisiplin protokol kesehatan dan terus-menerus memunajatkan doa, meminta kepada Allah agar pandemi ini segera diakhiri, dicabut. Saya kira bukan tidak mungkin, kita tidak perlu takut isu-isu sekarang akan datang gelombang kedua pandemi Covid di Indonesia,” ujar Yaqut.

“Kita tidak perlu takut, tidak perlu khawatir selama kita menjaga diri kita. Kita disiplin pada protokol kesehatan. Kemudian disaat yang sama kita memunajatkan doa, Insya Allah Indonesia ini baik-baik saja,” sambungnya.

Menurut dia, pemerintah telah berupaya agar virus corona di Indonesia terus menurun dan hilang. Salah satunya, dengan memberikan vaksinasi Covid-19 secara gratis kepada masyarakat.

Bukan hanya itu, pemerintah juga membuat kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat. Misalnya, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro dan pelarangan mudik Lebaran 2021.

“Pemerintah sudah berusaha, berikhtiar dengan memberikan vaksin kepada seluruh warga negara. (Kemudian) dengan melakukan pembatasan-pembatasan, termasuk tidak boleh mudik,” kata Yaqut.

Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga melarang para menteri kabinetnya untuk mudik Lebaran 2021 dan menggelar open house. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerumunan massa yang dapat berpotensi menjadi penularan Covid-19.

“Mudik enggak boleh. Jadi ini mudik enggak boleh, open house tidak boleh,” ucapnya.

Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik Lebaran 2021 untuk semua masyarakat yang berlaku 6-17 Mei 2021. Hal ini dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 yang kerap terjadi setiap periodr libur panjang.

Pemerintah juga memperketat mobilitas masyarakat menjelang mudik Lebaran untuk menekan penyebaran virus COVID-19. Aturan ini berlaku selama 22 April 2021-5 Mei 2021 dan 18 Mei-24 Mei 2021.

Dalam addendum ini, tertuang sejumlah syarat perjalanan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Misalnya, membawa surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen atau menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes GeNose C-19 sebagai syarat perjalanan. Kebijakan pelarangan mudik tetap berlaku meski ada aturan pengetatan.[prs]