Klaim Berbeda, PKS: Oposisi Kita Bentuk Kekuatan Penyeimbang

  • Bagikan
ambang
Presiden PKS Ahmad Syaikhu/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan sikap oposisi yang diambil partainya bukan hanya sekadar asal beda. Ia menyebut, sikap oposisi tersebut lahir karena pihaknya menyadari bahwa demokrasi yang sehat, membutuhkan kekuatan penyeimbang.

“Sikap oposisi PKS terlahir bukan karena ingin asal beda, tetapi sikap oposisi lahir karena satu kesadaran kebangsaan yang kokoh bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan kekuatan penyeimbang,” kata Syaikhu dalam acara Tasyakuran Milad PKS ke-19 yang disiarkan kanal YouTube PKS TV, Selasa (20/4/2021).

Ia mengatakan, PKS adalah partai yang lahir dengan mewarisi DNA reformasi. Oleh karena itu, ia menyebut partainya akan menjaga cita cita reformasi untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis.

“Jika ada upaya-upaya untuk memutar balik haluan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kembali ke rezim otoriterianisme, maka hal itu telah mengkhianati semangat dan cita-cita reformasi,” kata dia.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan, selama dua dekade reformasi berlalu, sejatinya, praktek demokrasi di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut dia, praktek demokrasi Indonesia terjebak dalam proses transisi demokrasi yang berkepanjangan.

“Demokrasi kita masih belum naik kelas ke fase konsolidasi demokrasi. Bahkan kalau kita kita amati lima tahun terakhir, demokrasi kita tidak hanya mengalami stagnasi tetapi bahkan mengalami kemerosotan dan kemunduran atau regresi,” ucap dia.

Ia mengatakan, kemunduran itu harus menjadi peringatan untuk bangkit dan memastikan demokrasi tetap berjalan di rel yang benar.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa proses demokrasi di Indonesia harus didorong untuk tidak hanya berjalan benar secara prosedural, tetapi juga substansial.

“Demokrasi harus hadir membawa rasa keadilan. Demokrasi harus mampu membawa kesejahteraan untuk semua. Demokrasi hadir membawa rasa persatuan dan persaudaraan bukan perpecahan dan pertikaian,” kata dia.

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Exposit Strategic Arif Susanto menyebut sikap oposisi suatu partai di Indonesia selama ini hanya menargetkan untuk kepentingan politik jangka pendek.

“Padahal kalau kita bicara mengenai oposisi, bukan hanya untuk eksistensi partai politik, tapi juga kelangsungan negara,” katanya, beberapa waktu lalu.

Ia pun menilai gemuknya dukungan terhadap pemerintah Jokowi akan membuat partai di luar kabinet akan sulit mengimbanginya.

“Demokrat, PKS, dan PAN akan sulit memberi imbangan kekuatan dan menyediakan alternatif kebijakan,” imbuh Arif.[prs]

  • Bagikan