Jumlah Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Rujukan di Kota Bogor Berkurang Signifikan

  • Bagikan
Jumlah Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Rujukan di Kota Bogor Berkurang Signifikan
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan bahwa jumlah pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di 21 rumah sakit rujukan di Kota Bogor sudah berkurang signifikan.

Di Kota Bogor, Kamis, ia mengatakan bahwa tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit rujukan penanganan kasus COVID-19 sudah turun signifikan dari 88 persen pada Januari menjadi sekitar 30,7 persen pekan ini.​​​​

Menurut dia, dari 809 tempat tidur yang tersedia untuk pasien COVID-19 di rumah sakit hanya 248 yang terisi pekan ini.

Ia mengatakan, keterisian tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di rumah sakit rujukan di Kota Bogor memuncak mencapai 88 persen pada Januari 2021.

Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor juga mengalami penurunan keterisian tempat tidur pasien. Rumah sakit itu punya 64 tempat tidur untuk pasien COVID-19 dan hanya 10 yang terisi.

Retno mengatakan, penurunan keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit rujukan menunjukkan bahwa pasien COVID-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat sudah berkurang.

Menurut dia, vaksinasi yang sejak Januari dilakukan pada tenaga kesehatan, pelayan publik, dan warga lanjut usia sudah mulai mempengaruhi ketahanan sebagian warga terhadap COVID-19.

“Saat ini, kalau pun terpapar COVID-19 gejalanya ringan, sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit,” katanya.

Retno mengatakan bahwa menurut data Dinas Kesehatan sebanyak 13.114 orang atau 92,16 persen dari total 14.229 orang yang terserang COVID-19 di Kota Bogor sudah sembuh.

“Angka 92,16 persen ini lebih tinggi dari rata-rata tingkat kesembuhan di kota dan kabupaten di Jawa Barat,” katanya.

Jumlah penderita COVID-19 yang tersisa di Kota Bogor, menurut dia, sebanyak 889 orang atau 6,24 persen dari seluruh kasus.

Penderita infeksi virus corona yang meninggal dunia di Kota Bogor tercatat 226 orang atau 1,58 persen dari total penderita.

“Meskipun tren kasus menurun dan sudah ada vaksinasi, bukan berarti kita sudah bebas pandemi. Masih ada kasus positif dan masih penularannya,” kata Retno. (ndi/ant)

  • Bagikan