Bamsoet Pastikan Pembalap dan Crew yang Berlaga di Sirkuit Mandalikan Dapat Pengalaman yang Tak Terlupakan

Realitarakyat.com – Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memastikan para pembalap dan crew yang berlaga dalam MotoGP dan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, hingga para turis yang datang ke Lombok akan mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan.

Selain menikmati adrenalin balap, mereka juga bisa menikmati panorama alam yang sangat indah dan asri, serta kekayaan seni dan budaya khas masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Salah satunya dengan mengunjungi Kampung Sade, tempat tinggal suku asli Sasak, yang sudah 15 generasi tinggal disini. Dihuni sekitar 700 jiwa penduduk, menempati sekitar 150 rumah adat di areal lahan sekitar 2 hektar. Mereka tidak tergerus modernisasi, tetap mempertahankan kearifan lokal warisan leluhur. Siapapun yang berkunjung kesini, dijamin mendapatkan kesan mendalam,” ujar Bamsoet usai berkunjung ke Kampung Sade, di Lombok, Rabu (7/4/2021).

Bamsoet menjelaskan, sejak tahun 1965, Kampung Sade telah dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata per bulannya tidak kurang dari 18 ribu wisatawan domestik dan 8 ribu wisatawan mancanegara berkunjung ke Kampung Sade.

“Turis yang ingin datang kesini tidak perlu khawatir. Karena Kampung Sade dan berbagai destinasi wisata di Lombok telah mendapatkan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” jelas Bamsoet.

Bamsoet menerangkan, warga Kampung Sade mengandalkan mata pencaharian dengan menjadi petani sawah tadah hujan. Serta memproduksi kerajinan tenun dan pernak pernik, yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat Lombok dalam menghadapi MotoGP dan WSBK.

“Di Kampung Sade ada tiga tipe bangunan utama. Yakni Bale Lumbung tempat penyimpanan hasil panen. Bale Berugaq tempat berkumpul warga untuk saling bercengkrama. Serta Bale Petani, sebagai hunian tempat tinggal. Salah satu kekhasannya, mereka membersihkan lantai rumah menggunakan kotoran kerbau yang masih hangat agar tidak terlalu bau. Mengepel menggunakan tangan langsung, tidak menggunakan alat. Menjadi daya tarik tersendiri yang tidak ditemukan di daerah ataupun negara lain,” pungkas Bamsoet.[prs]