5 KRI dan Satu Helikopter Dikerahkan Untuk Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402

  • Bagikan
Kapal Selam
Kapal Selam
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Sudah ada 5 KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang untuk melakukan pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, pada Rabu (21/4/2021) kemarin.

Tak hanya itu, KRI Rigel (933) sonar pendeteksi yang dulu pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air juga ikut dikerahkan untuk mencari kapal selam buatan Jerman tersebut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memperkirakan kemampuan oksigen KRI Nanggala apabila berada dalam kondisi blackout mampu bertahan 72 jam atau kurang lebih 3 hari.

“Jadi, kalau kemarin (21/4) saat hilang kontak pukul 03.00 Wita, sampai Sabtu (24/4) pukul 03.00 Wita. Mudah-mudahan ini segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada,” kata Laksamana TNI Yudo Margono saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Kasal mengatakan bahwa kapal KRI Nanggala ini dalam keadaan siap, baik personel maupun material. Juga, sudah mendapat surat kelaikan. Kapal KRI Nanggala ini dibuat tahun 1977 dan diterima angkatan laut delivery tahun 1981 buatan HDW Jerman.

Menyinggung soal sertifikat kelaikan, menurut Kasal, masih berlaku hingga tanggal 25 Maret 2022. Untuk itu masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi.

Riwayat kapal ini, lanjut dia, sudah menembak torpedo latihan sebanyak 15 kali dan menembak torpedo perang dua kali dengan sasaran kapal eks KRI, keduanya tenggelam. “Jadi, KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kami libatkan untuk latihan penembakan torpedo latihan maupun perang,” katanya menjelaskan.

Terkait dengan indikasi pergerakan bawah laut yang ditemukan pada hari Rabu (21/4), menurut dia, adalah rumpon bawah laut. Keberadaan rumpon tanah laut ini kemagnetannya sangat lemah.

“Saat ke sana, ada dari magnetometer KRI Rimau itu ditemukan kemagnetan yang tinggi di dalam suatu titik yang kedalamannya kurang lebih 50—100 m melayang. Mudah-mudahan nanti sore kami bisa aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang kami pasang di KRI Rimau Portable,” katanya.

Ia juga berharap pada hari Kamis KRI Rigel juga bisa datang bersamaan dengan aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang terpasang di KRI Rimau Portable.

“Nah, ini nanti bisa diaksi lebih perinci lagi sehingga kelihatan di situ ditemukan kemagnetannya tinggi. Harapannya kemagnetan tersebut adalah KRI Nanggala,” katanya.

Selanjutnya, untuk posko akan disiapkan di Lanal Banyuwangi yang akan diisi oleh personel-personel, karena unsur-unsur TNI AL ada di laut Bali dan Banyuwangi, yakni di Lanal Banyuwangi dan Lanal Denpasar.

Pos Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Banyuwangi, Jawa Timur, mulai mempersiapkan diri untuk terlibat dalam operasi pencarian kapal selam milik TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402 yang dikabarkan hilang kontak di Perairan Laut Bali bagian utara.

Koordinator Pos SAR Banyuwangi Wahyu Setia Budi di Banyuwangi, Kamis mengatakan pihaknya telah mempersiapkan personelnya setelah mendapat perintah dari Basarnas Surabaya, terkait rencana membuka operasi pencarian KRI Naggala-402.

Saat ini, KN Antasena milik Basarnas Surabaya sedang dalam perjalanan ke Banyuwangi, dan nantinya akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi.

“Informasi yang kami peroleh, sekitar pukul 10:30 WIB, KN Antasena milik Basarnas Surabaya sudah perjalanan ke Banyuwangi. Diperkirakan hari ini juga sekitar pukul 19:00 WIB sudah tiba di sini,” katanya.

Untuk di Banyuwangi sendiri, lanjut dia, juga akan mengerahkan satu unit rigid inflatable boat atau kapal cepat untuk membantu upaya pencarian.

“Tadi kami sudah mendapatkan perintah dari atasan (Basarnas Surabaya) untuk pelaksanaan operasi SAR kapal selam KRI Nanggala-402. Tentunya sebelum melakukan operasi SAR, kami akan berkoordinasi dengan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi,” ujar Wahyu.[prs]

  • Bagikan