Kemendag Berdayakan Perempuan Pelaku UKM Indonesia Masuk Pasar Internasional

  • Bagikan
Kemendag Berdayakan Perempuan Pelaku UKM Indonesia Masuk Pasar Internasional
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) meluncurkan program pendampingan ekspor bagi 240 usaha kecil dan menengah (UKM) ke pasar internasional, khususnya sektor makanan dan jasa teknologi informasi melalui program Woman in Trade for Inclusive Sustainable Growth (WITISG).

Dirjen PEN Kemendag, Kasan menuturkan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada dan menjadi bagian dari rangkaian kerja sama yang telah diinisiasi pada 2020.

Kasan menjelaskan, ruang lingkup kerja sama meliputi dukungan kegiatan promosi ekspor Indonesia yang mencakup perdagangan produk dan jasa dengan fokus khusus pada sektor yang melibatkan peran perempuan.

Selain itu, TFO akan membantu pengembangan pasar dan promosi produk makanan serta produk jasa, caranya dengan memanfaatkan metode promosi inovatif, seperti pameran virtual serta memberikan informasi yang ditujukan untuk mendukung pengembangan ekspor terutama di pasar Kanada bagi eksportir Indonesia.

“Diharapkan melalui dukungan tenaga ahli TFO Canada yang memiliki perspektif global dan bisnis yang berkelanjutan bagi eksportir perempuan Indonesia, program pendampingan ini akan memberi dampak bagi kinerja ekspor nonmigas Indonesia, khususnya di sektor makanan olahan dan jasa teknologi informasi,” kata Kasan dalam keterangannya, Rabu (10/3/2021).

Pada program ini, lanjut dia, UKM terpilih akan diberikan pembinaan secara langsung oleh tenaga ahli Kanada dan diikutsertakan pada program misi dagang, misi dagang virtual, misi pembelian, serta pameran dagang di Kanada dan Amerika Serikat (AS).

UKM juga mendapat fasilitas melalui program Market Entry Study mengenai strategi untuk memasuki pasar Kanada, pembinaan bagi Trade Support Institutions (TSIs) melalui pembinaan lokal trainer pada Training of Trainers (ToT), lokal Gender Equality and Social Inclusion (GESI), serta konsultasi melalui lokakarya peningkatan kapasitas untuk anggota dewan dan manajemen TSIs.

“Situasi bisnis global di era ini telah bergeser ke fase baru dimana kreatifitas dan inovasi menjadi hal yang harus ditekankan. Konsumen memiliki banyak sekali pilihan dan menjadi lebih selektif dalam memilih produk. Pemasok dituntut lebih keras dalam menghadirkan sebuah produk, baik dengan membangun relasi yang baik dengan konsumen, serta peduli dengan isu gender dan lingkungan,” ujar Kasan.

Sementara itu Direktur Eksekutif TFO Kanada, Steven Tipman mengungkapkan bahwa TFO berkomitmen memberikan pendampingan pemberdayaan ekonomi perempuan Indonesia untuk memasuki pasar Kanada. Salah satunya, melalui peningkatan kapasitas perdagangan terutama pada masa-masa sulit seperti pandemi Covid-19.

Produk makanan, khususnya makanan olahan merupakan salah satu produk unggulan untuk mendukung pertumbuhan sektor perdagangan di Indonesia. Pada Januari-Oktober 2020, ekspor makanan olahan Indonesia tercatat sebesar USD 6,16 miliar. Sementara di pasar Kanada, pada 2020 ekspor makanan olahan Indonesia tercatat USD 34,39 juta atau naik 38,84 persen dibanding tahun sebelumnya.

Untuk jasa teknologi informasi, Indonesia memiliki potensi jasa aplikasi dan gim. Pada sektor ini, terdapat 12.441 pelaku bisnis dan subsektor yang berkontribusi terhadap PDB sebesar 1,93 persen.

Untuk sektor animasi dan video, Indonesia memiliki 2.418 pelaku bisnis dan berkontribusi sebesar 0,18 persen terhadap PDB. Pertumbuhan di sektor ini cukup tinggi yakni sebesar 10,30 persen. Pendapatan terbesar berasal dari jasa animasi domestik, diikuti jasa ekspor animasi dan jasa kekayaan intelektual (kekayaan intelektual/IP) animasi.

Total ekspor Indonesia ke Kanada pada 2020 tercatat sebesar USD 789 juta dengan tren positif sebesar 1,95 persen selama periode 2016-2020. Produk ekspor utama Indonesia ke Kanada pada 2020 antara lain karet, cokelat, alas kaki olah raga, turbin, dan ban.

Sedangkan total impor Indonesia dari Kanada sebesar USD 1,6 miliar pada 2020 atau turun 12,14 persen dari tahun sebelumnya. Produk impor utama dari Kanada ke Indonesia antara lain sereal, pupuk, bubur kayu, biji kedelai, bijih besi, dan konsentrat.

Ditempat terpisah Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa melalui kerja sama ini Kemendag dan TFO Kanada berupaya memfasilitasi perempuan pelaku UKM Indonesia melalui pembinaan secara intensif, agar dapat masuk ke pasar Kanada atau pasar internasional lainnya. (rsa)

  • Bagikan