BKSAP Sebut Diplomasi Parlemen yang Dijalankan Merupakan Second Track Diplomation

  • Bagikan
BKSAP Sebut Diplomasi Parlemen yang Dijalankan Merupakan <i>Second Track Diplomation</i>
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Hafisz Tohir mengatakan, bahwa diplomasi parlemen yang dijalankan oleh BKSAP DPR RI merupakan second track diplomasi.

Ia menambahkan, jika hanya menunggu diplomasi yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri atau eksekutif, sesuatu yang seharusnya bisa cepat disampaikan kepada negara sahabat, akan sedikit terlambat untuk diperjuangkan

“Kita melakukan second track diplomation. Kalau kita menunggu dari eksekutif atau Kemenlu melakukan diplomasi, maka apa yang kita miliki ini itu agak lambat tertransfer ke mereka-mereka yang ada di luar negeri,” ungkap Hafisz Tohir di Kantor Wali Kota Tangerang Selatan, Selasa (9/3/2021).

Ia mencontohkan, ada anggapan dari negara sahabat bahwasanya saat pemilu di Indonesia selalu ada intrik. “Melalui diplomasi parlemen, kita bisa menjelaskan memang tidak sama antara Australia dengan Indonesia. Indonesia itu multi etnis, multi agama juga multi bahasa, sehingga tidak semudah seperti di Australia melakukan pemilu sekali langsung jadi. Nah persoalan-persoalan inilah yang kita lakukan, saling bertukar pikiran dengan negara sahabat,” terang politisi Fraksi PAN itu.

Ia pun menambahkan bahwa banyak hal yang dilakukan oleh BKSAP di kancah parlemen dunia. Salah satunya terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.

Kepada mahasiswa, Hafisz menyampaikan, sebagai penerus bangsa mahasiswa perlu mengetahui banyak kepentingan negara yang diperjuangkan BKSAP DPR RI secara soft information kepada parlemen dunia, yang kemudian ditindaklanjuti oleh keputusan antar negara.

“Inilah yang harus kita lakukan, bahwa apa yang disarankan oleh Bung Hatta agar diplomasi menjadi kuat, segenap kerangka negara harus ikut andil. Baru kita bisa melakukannya, bisa kuat diplomasi kita di tataran dunia,” tutupnya.[prs]

  • Bagikan