Terkait Masalah Demokrat, SBY sebut Nama Moeldoko, PROJO: Pak SBY, Jangan Bangunkan Macan Tidur

  • Bagikan
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PROJO , Handoko mengingatkan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) untuk tidak memproduksi narasi yang menyudutkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam kisruh internal Partai Demokrat. Sebab, Moeldoko disebut sedang fokus menjalankan tugasnya membantu Presiden Jokowi.

“Jadi tolong, jangan bangunkan macan tidur. Beliau sedang bekerja untuk membantu Presiden, bekerja sekuat tenaga mewujudkan visi Indonesia Maju,” kata Handoko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/2/2021).

Handoko mengaku mengenal baik Moeldoko, utamanya sejak bertugas sebagai Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin menjelang Pilpres 2019. Moeldoko yang kini sebagai Pembina PROJO itu adalah seorang militer yang sangat konstitusional, taat pada asas dan aturan berlaku, dan sarat prestasi. Selain menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer (Adhi Makayasa), Moeldoko disebut selalu menjadi lulusan terbaik dalam setiap jenjang pendidikan yang dijalani.

“Sehingga pengangkatan Moeldoko sebagai Panglima TNI, sudah menjadi kelayakan dan sesuai dengan profesionalitas beliau, bukan sekadar ‘hadiah’ atau ‘kemurahan hati’ dari Bapak SBY. Meskipun, Pak Moel berkali-kali menyampaikan bahwa beliau tetap respek pada Pak SBY,” kata Handoko.

PROJO mengaku kecewa dengan pernyataan SBY yang menuduh Moeldoko ingin mencampuri urusan internal Partai Demokrat.

Moeldoko adalah tokoh yang sangat terbuka dan mau menerima siapa saja yang ingin bertemu. Dalam menjalankan tugasnya, Moeldoko memiliki program KSP Mendengar. Melalui program ini, dia menerima dan mendengar langsung berbagai keluhan dari masyarakat.

“Pak Moel berkali-kali menyebut bahwa beliau tetap fokus pada pekerjaan beliau sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI yang sedemikian banyak dan memerlukan konsentrasi tinggi. Kalau ada masalah internal, jangan mencari belas kasihan dengan cara memproduksi narasi dengan menempatkan Pak Moeldoko seolah musuh kader Demokrat,” katanya.(ilm)

  • Bagikan