HNW : Pancasila Berasal Dari Bumi Dan Dibahas Oleh Seluruh Masyarakat Indonesia

Realitarakyat.com – Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA, mengingatkan, generasi muda harus mengenal lebih dekat dengan bangsanya sendiri. Dengan mengenal bangsa Indonesia secara lebih baik, diharapkan rasa cinta generasi muda terhadap bangsa Indonesia akan semakin besar. Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang.

Salah satu yang perlu dikenal dan dimengerti secara lebih baik oleh generasi muda, adalah sejarah bangsa, khususnya terkait asal usul dasar dan ideologi Pancasila. “Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila digali dan diambil dari bumi bangsa Indonesia sendiri. Karena itu seluruh sila-sila dalam Pancasila, sejalan dengan nilai-nilai yang hidup serta dipegang oleh seluruh masyarakat Indonesia,” kata Hidayat Nur Wahid secara daring saat menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR, dihadapan 234 Solidarity Community (SC) Korwil DKI Jakarta.

Acara tersebut berlangsung di Pondok Rangi, Resto & Coffe Shop, Rawa Sari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2021). Ikut hadir dalam acara tersebut Ade Wijaya (Wakil Ketua Umum DPP 234 SC), Bambang Ismuyono (Sekjen 234 SC), serta Royan Khalifah (Ketua 234 SC Korwil DKI Jakarta)

234 Solidarity Community adalah Komunitas anak muda yang bergerak dibidang Seni budaya, sosial dan olahraga. Organisasi ini juga sering terlibat dalam bantuan dan penanganan korban bencana. Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah razia lapar. Pada acara tersebut mereka membagikan nasi bungkus kepada masyarakat yang kurang beruntung, khususnya yang banyak melakukan aktivitas di jalanan. Selain di dalam negeri, 234 Solidarity Community juga sudah memiliki cabang di luar negeri. Seperti, Jepang, Amerika, Singapura dan Malaysia.

Dasar dan ideologi negara yang bersumber dari bumi Indonesia, kata Hidayat membuat keberadaan Pancasila diterima semua kelompok masyarakat. Apalagi, di saat pembahasannya melibatkan seluruh perwakilan masyarakat Indonesia. Dan mengakomodir seluruh keinginan kelompok masyarakat. Bahkan penggunaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi berbangsa dan bernegara diterima secara suka rela, tidak ada paksaan sedikitpun.

“Berbeda dengan ideologi komunis yang pernah di terapkan di Uni Soviet. Ideologi itu diambil dari luar masyarakat Soviet. Akibatnya saat berlangsung reformasi politik dan ekonomi (perestroika) pada 1987, membuat Uni Soviet terpecah belah dan hilang dari peta dunia,” kata Hidayat menambahkan.

Sementara di Indonesia, kata HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid keberadaan Pancasila tidak pernah goyah, sekalipun kerap terjadi aksi pemberontakan hingga pembaharuan sistem politik dan ekonomi. Pada waktu terjadi pemberontakan DI/TII hingga pecahnya G 30 S PKI miaalnya, Pancasila masih utuh. Bahkan saat terjadi gerakan reformasi yang menyebabkan munculnya spekulasi perpecahan bangsa Indonesia, situasi yang dikhawatirkan itu tidak pernah terjadi.

“Sekarang muncul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang di inisiasi OPM, itu pun tidak mempengaruhi bangsa Indonesia. Bahkan, yakinlah bahwa TNI /Polri akan berhasil menumpas KKB di Papua tersebut,” kata HNW menambahkan.

Diakhir sosialisasi, HNW mengingatkan, bahwa saat ini Ibu Pertiwi tengah berduka. Di tengah pandemi, bencana terjadi di mana-mana. Banjir, longsor dan gunung meletus, terjadi silih berganti. Pada saat yang sama, ekonomi memburuk, sedangkan utang negara semakin banyak.

“Mari kita berkontribusi membantu negara mengatasi kesulitan yang dihadapi. Kalau sampai tidak ada yang bisa kita lakukan bagi bangsa dan negara, minimal kita tidak menjadi bagian dari masalah bagi bangsa dan negara,” kata HNW lagi.(Din)