Kapolri Idham Azis Dapat Rapor Merah dari IPW

  • Bagikan
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyoroti kinerja Kapolri Jenderal Idham Aziz yang sebentar lagi memasuki masa pensiun mulai 1 Februari 2021 mendatang.
Neta menyebut dua kinerja yang dianggap mendapat rapot merah. Pertama, pembantaian satu keluarga di wilayah Sigi, Sulawesi Tenggara oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dan kedua kasus 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas ditembak polisi dalam insiden di tol Jakarta-Cikampek.
Selain jadi bentuk kegagalan Kapolri Idham Aziz, tak beresnya kasus tersebut, bisa kelak jadi preseden buruk bagi Kapolri terpilih nanti.
“Masa pensiun Jenderal Idham Azis tinggal 20 hari lagi. Sepertinya Kapolri baru akan mewarisi dua utang besar yang ditinggalkan Kapolri Idham Azis, yang tentunya tidak akan mudah untuk diselesaikan Kapolri baru,” kata Neta dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1/2021).
Neta mewanti-wanti sepak terjang Idham dalam pemberantasan jaringan terorisme MIT, sebab hingga kini kepolisian belum mampu setidaknya mengendus dimana lokasi persembunyian kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu.
Padahal, Idham punya rekam jejak sebagai petinggi di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan dikenal sebagai sosok yang cakap dalam mengurusi tindak terorisme.
“Pelaku diduga adalah MIT pimpinan Ali Kolara yang beranggota hanya 14 orang. Tapi sudah 35 hari pelakunya belum juga tertangkap oleh jajaran kepolisian,” ucap Neta.
Kasus kedua soal penembakan 6 Laskar FPI itu merupakan kasus yang Neta yakini bakal jadi legacy Idham di Korps Bhayangkara, bila dapat menuntaskan segera kasus tersebut.
Namun, itu bukan hal gampang, seiring adanya saling klaim antara FPI-polisi yang kian meruncing.
Ditambah, banyaknya lembaga HAM misal KontraS, yang mengecam tindakan penembakan itu sebagai extrajudicial killing atau pembunuhan di luar proses hukum. Dengan begitu, klaim Polri di awal yang sebut jadi pihak yang diserang bisa diragukan.
“Kedua kasus ini menjadi warisan Idham Azis untuk Kapolri baru yang bukan mustahil bisa menjadi masalah baru yang rumit, yang membuat kepercayaan publik terhadap Polri makin negatif,” kata Neta.[prs]

  • Bagikan